Untukmendorong peningkatan ekonomi keluarga di masa pandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus mendorong tumbuhnya wirausaha baru yang memiliki karakter kewirausahaan. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto menyampaikan jumlah
TANYA JAWAB TENTANG DALIL-DALIL AL QURAN SERTA TEORI-TEORI MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN Tanya Jawab Tentang Filsafat Pendidikan Islam dan Upaya Pembaruan Pendidikan Islam Tanya Jawab Tentang pendidikan karakter bangsa serta mengkritisi kurikulum PAI sekolah Tanya Jawab Tentang Agama, Negara, dan Pendidikan Karakter Tanya Jawab tentang peran lembaga pendidikan, agama, serta agama dalam membangun karakter bangsa dan komentar atau tanggapan kritis tentang kurikulum PAI yang ada di sekolah Oleh Tim Banjir Embun 1. Jelaskan peranan lembaga pendidikan dalam membangun karakter bangsa. JAWABAN kebutuhan bangsa terhadap generasi berkarakter merupakan sesuatu hal yang sangat mendesak seiring gelombang modernitas yang semakin besar. Membicarakan tentang pembangunan karakter bangsa tidak akan pernah lepas dari pembangunan sumber daya manusia SDM. Untuk membangun SDM yang unggul melembagakan tatanan organisasi pendidikan dari tingkat pusat hingga daerah sangat diperlukan. Sehingga pendidikan secara formal yang berupa lembaga organisasi merupakan wadah yang sangat dibutuhkan untuk mencetak great generation generasi unggul. Di mana yang dimaksud dengan generasi unggul adalah generasi yang memiliki karakter positif insan kamil. Menurut pendapat William Bennett yang dikutip oleh Agus Wibowo menyatakan bahwa lembaga pendidikan memiliki perananan yang sangat penting dalam pendidikan karakter anak didik, terutama bagi anak didik yang tidak mendapatkan pendidikan karakter di lingkungan dan keluarga mereka. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa peran lembaga pendidikan dalam membentuk karakter manusia sangatlah besar, terutama dalam mendidik sumber daya manusia yang berjumlah besar dan yang bersifat heterogen majemuk. Selain itu lembaga pendidikan merupakan lembaga ilmiah sebagai tempat untuk mengkaji, memahami, meneliti, eksperimen, dan proses pembelajaran bersama-sama secara luas yang dapat dipertaggungjawabkan produk ilmunya. Dengan kata lain, lembaga pendidikan adalah tempat untuk saling mentransfer ilmu. Dengan adanya lembaga pendidikan yang berkomitmen dalam membangun karakter bangsa, semua proses dan hasil dapat dipelajari kemudian dikembangkan sesuai dengan kondisi realitas. Sehingga dapat disimpulkan tanpa adanya lembaga pendidikan maka pembangunan karakter bangsa akan berjalan dengan lambat, bahkan akan terjadi kesenjangan dan benturan karakter’ antara masyarakat elit dengan masyarakat kecil. Bisa dikatan mustahil sebuah peradaban bangsa yang memiliki nilai karakter tidak dihasilkan dari sebuah forum atau tempat yang dipusatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Sebuah peradaban maju karena adanya lembaga atau pusat lembaga yang berkomitmen dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Jelaskan peranan agama dalam membangun karakter bangsa. JAWABAN pada hakikatnya tujuan utama pendidikan adalah untuk mepersiapkan generasi berikutnya dalam menghadapi kehidupan yang akan datang masa depan. Sehingga pendidik harus mampu mempridiksi kemungkinan-kemungkinan apa saja yang akan dihadapi oleh peserta didiknya pada masa dewasa kelak. Dari pernyataan tersebut penulis dapat memahami bahwa pendidikan agama memiliki peran penting sebagai modalitas moral dan saku bagi peserta didik, karena pendidikan umum saja yang dibubuhkan nilai-nilai karakter luhur tidak akan cukup untuk mendidik moral manusia. Karena dalam pendidikan umum tersebut tidak ada nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai kepasrahan manusia pada Tuhan, dan nilai-nilai ibadah. Dengan pendidikan umum semata manusia akan kehilangan jati diri sebagai hamba, akan menjadi manusia yang sombong dan rakus karena dapat menguasai ilmu pengetahuan tanpa nilai-nilai moral ketuhanan yang ada pada agama. Selain itu nilai-nilai moral’ yang terkandung dalam agama bisa dipastikan sangat sulit untuk berubah bahkan sama sekali tidak ada perubahan secara prinsipnya. Sedangkan nilai-nilai moral yang dibuat oleh manusia yang kemudian diformulasikan dalam aturan resmi tertulis dan tidak tertulis berupa undang-undang, norma-norma sosial masyarakat, dan nilai-nilai moral yang dilahirkan oleh media massa merupakan nilai-nilai moral yang rentan dan sangat dimungkinan untuk berubah. Mudah berubahnya nilai moral yang dilahirkan dari manusia sudah barang tentu disebabkan oleh adanya perkembangan yang terjadi pada masyarakat. Sebuah karakter bangsa bisa dibentuk secara palsu’, yaitu karakter yang lahir bukan dari kesadaran diri tapi karena keterpaksaan atau ikut-ikutan semata. Misalnya adanya intervensi militer atau aparat keamanan polisi, mereka menekan dan memaksa masyarakat untuk melaksanakan undang-undang. Jika mengindahkan akan terkena sanksi. Namun berbeda dengan nilai-nilai moral pada norma agama yang mengandung karakter positif merupakan doktrin dan ideologi yang berada dengan menetap dalam alam fikir pada setiap pemeluknya yang taat. Agama adalah kontrol yang baik untuk membentuk karakter manusia, karena pembentukan karakter yang berlandaskan agama senantiasa dilakukan dengan sadar tanpa paksaan dan bermuatan moralitas Ketuhanan. Sedangkan nilai moralitas produk manusia untuk membentuk karakter senantiasa dilakukan dengan cara-cara membubuhkan aturan-aturan yang bersifat mengikat, dan biasanya tak jarang akan terdapat sanksi atau penilaian oleh pihak lain sebagai kontrol pelaksaan dalam membangun karakter bangsa. Intervensi manusia lain dalam bentuk aturan-terjadinya superioritas dan hegemoni manusia satu dengan manusia lain, sehingga siapa yang menguasai’ ilmu maka akan bisa menguasai manusia lainnya. 3. Jelaskan hubungan negara dan agama dalam Islam. JAWABAN Pembicaraan mengenai hubungan antara negera dengan agama pada abad modern sekarang ini semakin melebar sehingga menyentuh aspek-aspek kehidupan sosiokultur masyarakat. Negara dan agama merupakan dua komponen yang memiliki kesamaan dan perbedaan satu sama lain, secara esensi dan subtantif memiliki kesamaan namun secara aplikasi praktis terjadi perbedaan-perbedaan. Walaupun perbedaan tersebut pada dasarnya masih bisa dirundingkan. Negara adalah sebuah badan atau organisasi yang memiliki wilayah kedaulatan, konstitusi, pemerintah, dan rakyat. Sedangkan agama hanya memiliki konstitusi al Quran dan Hadith, imam/amir/pemimpin, dan umat. Secara teknis al Quran tidak pernah mengatur bagi umat islam untuk memiliki daerah kekuasaan tersendiri. Walaupun nabi Muhammad sebagai kepala negara Madinah memiliki bawahan jajaran kekuatan militer untuk menjaga keamanan dan sebagai alat penegakan konstitusi, namun ada sebagian pendapat bahwa negara madinah tidak memiliki batas wilayah tertentu secara pasti. Tolak ukur batas wilayah adalah senyampang musuh’ tidak melakukan penyerangan kepada umat islam di Madinah. Sehingga di sini dapat disimpulkan bahwa agama sebagai sebuah konstitusi’ memerlukan negara untuk sebagai wadah yang aman untuk melakukan konstitusi agamanya tersebut. Di sisi lain negara sebagai sebuah power dalam jangka panjang juga membutuhkan agama’. Lalu agama untuk negara sebagai apa? Agama sebagai ideologi dan aliran kepercayaan merupakan sebuah gerakan moralitas dan pengendali alam pikiran masyarakat. Manusia sejak awal secara fitrah memiliki naluri untuk megungkan sesuatu di luar dirinya, karena untuk menciptakan rasa nyaman dan keyakinan diri ada sesuatu yang mempengaruhi atau yang mengatur hidup di luar dirinya. Sehingga wajar jika manusia jaman dulu menyembah benda alami seperti batu, pohon, matahari, bulan, dan benda-benda lain yang diciptakan oleh tangan manusia. Bentuk penyembahan diri manusia pada benda-benda tersebut diberangus habis setelah datangnya agama tauhid, yaitu agama yang hanya meyakini ada satu penguasa, satu tuhan, satu penentu hidup, satu pencipta, dan bukan tuhan yang bercabang-cabang yang memiliki tugas-tugas sendiri. Jika dihubungkan dengan manusia zaman sekarang yang meninggalkan nilai-nilai ketuhanan yang satu tauhid maka pada kenyataan zaman sekarang ini manusia telah melakukan penyembahan-penyembahan baru terhadap berapa hal. Misalnya menyembah’ produk teknologi yang canggih, menyembah’ hasil pemikiran filsafat, menyembah’ ide-ide atau teori-teori yang dianggap paling modern sebagai penantang bagi aturan’ agama yang telah lama ada. Penyembahan-penyembahan manusia zaman sekarang tersebut pada kenyataannya direstui oleh negara-negara barat, sehingga bisa dikatakan inilah agama baru yang didukung negara barat yaitu agama modernitas’. Jadi inilah bukti bahwa sesungguhnya negara pada hakikatnya membutuhkan agama, negara hanya bisa memenuhi kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis bagi rakyatnya. Namun negara tidak mampu bertanggung jawab atas pegangan atau ideologi rakyatnya, karena ideologi tersebu adalah agama yang hanya bisa dirasakan sendiri oleh rakyatnya. Agama di sini tidak hanya agama islam, kristen, hindu, budha, dan katolik. Namun yang dimaksud agama di sini adalah pegangan hidup atau ideologi semisal komunis, sekuler, dan demokrasi. Ketiga tersebut adalah agama baru paling modern yang mencoba ada sebagai solusi untuk agama-agama yang dianggap kuno. Pembicara-an hubungan antara agama dan negara dalam Islam selalu terjadi dalam suasana yang stigmatis. Ini disebabkan, pertama, hubungan agama dan negara dalam Islam adalah yang paling mengesankan sepanjang sejarah umat manusia. Kedua, sepanjang sejarah, hubungan antara kaum Muslim dan non-Muslim Barat Kristen Eropa adalah hubungan penuh ketegangan. Dimulai dengan ekspansi militer-politik Islam klasik yang sebagian besar atas kerugian Kristen hampir seluruh Timur Tengah adalah dahulunya kawasan Kristen, malah pusatnya dengan kulminasinya berupa pembe-basan Konstantinopel ibukota Eropa dan dunia Kristen saat itu, kemudian Perang Salib yang kalah-menang silih berganti namun akhirnya dimenang-kan oleh Islam, lalu berkembang dalam tatanan dunia yang dikuasai oleh Barat imperialis-kolonialis dengan Dunia Islam sebagai yang paling dirugikan. Disebabkan oleh hubungan antara Dunia Islam dan Barat yang traumatik tersebut, lebih-lebih lagi karena dalam fasenya yang terakhir Dunia Islam dalam posisi "kalah," maka pem-bicaraan tentang Islam berkenaan dengan pandangannya tentang negara berlangsung dalam kepahitan menghadapi Barat sebagai "musuh." Pengalaman Islam pada zaman modern, yang begitu ironik tentang hubungan antara agama dan negara dilambangkan oleh sikap yang saling menuduh dan menilai pihak lainnya sebagai "kafir" atau "musyrik" seperti yang terlihat pada kedua pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia dan Republik Islam Iran. Saudi Arabia, sebagai pelanjut faham Sunni madzhab Hanbali aliran Wahabi, banyak menggunakan retorika yang keras menghadapi Iran sebagai pelanjut paham Syi'i yang sepanjang sejarah merupakan lawan kontroversi dan polemik mereka. Iran sendiri, melihat Saudi Arabia sebagai musyrik karena tunduk kepada kekuatan-kekuatan Barat yang non-Islam. Semua itu memberi gambaran betapa problematisnya perkara sumber legitimasi dari sebuah negara yang mengaku atau menyebut dirinya "negara Islam." Sikap saling membatalkan legitimasi masing-masing antara Saudi Arabia dan Iran mengandung arti bahwa tidak mungkin kedua-duanya benar. Yang mungkin terjadi ialah salah satu dari keduanya salah dan satunya lagi benar, atau kedua-duanya salah, sedangkan yang benar ialah sesuatu yang ketiga. Atau mungkin juga masing-masing dari keduanya itu sama-sama mengandung unsur kebenaran dan kesalahan. 4. Apa pendapat saudara tentang silabi pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah seperti yang saudara lihat? JAWABAN Pendidikan Agama Islam PAI di sekolah yang sedang berlangsung belum semuanya memenuhi harapan kita sebagai umat Islam mengingat kondisi dan kendala yang dihadapi, maka diperlukan pedoman dan pegangan dalam membina pendidikan agama Islam. Ini semua mengacu pada usaha strategis pada rencana strategis kebijakan umum Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam Departemen Agama yaitu peningkatan mutu khusus mengenai pendidikan agama Islam di sekolah, peningkatan mutu itu sendiri terkait dengan bagaimana kualitas hasil pembelajaran pendidikan agama Islam pada peserta didik yang mengikuti pendidikan di sekolah. Kendala dan tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran agama Islam di sekolah antara lain karena waktunya sangat terbatas, yaitu hanya 2 jam pelajaran per minggu. Menghadapi kendala dan tantangan ini, maka guru yang menjadi ujung tombak pembelajaran di lapangan/sekolah, perlu merumuskan model pembelajaran sebagai implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, khususnya kurikulum mikro pada kurikulum agama Islam di sekolah. Cara yang bisa ditempuh guru dalam menambah pembelajaran pendidikan agama Islam melalui pembelajaran ekstra kurikuler dan tidak hanya pembelajaran formal di sekolah. Pembelajaran dilakukan bisa di sekolah, yaitu di kelas atau di mushala. Bisa pula di rumah atau tempat yang disetujui. Waktu belajarnya tentu diluar jam pelajaran formal. Cara ini memang membutuhkan tambahan fasilitas, waktu, dan tenaga guru, tapi itulah tantangan guru yang tidak hanya mengajar tetapi memiliki semangat dakwah untuk menyebarkan ilmu di mana pun dan kapan pun. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama yang baik antara guru dengan orang tua. Gambaran umum tentang mutu pendikan pendidikan agama Islam di sekolah belum memenuhi harapan-harapan dalam peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah yang menjadi agama sebagai benteng moral bangsa. Kondisi ini dipengaruhi sekurang-kurangnya oleh tiga faktor, yaitu pertama sumber daya guru, kedua pelaksanaan pendidikan agama Islam, dan ketiga terkait dengan kegiatan evaluasi dan pengujian tentang pendidikan agama Islam di sekolah. 1. Sumber daya manusia berupa guru. 2. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam 3. Melakukan Evaluasi. 5. Apa yang ingin Anda usulkan tentang perbaikan pendidikan agama di sekolah-sekolah. Jelaskan alasan Anda. JAWABAN menurut Agus Wibowo berpendapat bahwa pendidikan agama yang selama puluhan tahun dianggap sebagai media efektif penginternalisasian karakter luhur terhadap anak didik pada kenyataaannya sekedar mengajarkan doktrin dan dasar-dasar agama semata. Sehingga bisa dikatakan pendidikan agama hanya untuk memberitahukan siswa apa itu ajaran-ajaran agamanya tanpa mendorong untuk melaksanakan nilai-nilai moral agama yang tersembunyi dibalik ajaran-ajaran yang tertuang di dalamnya dengan sadar dan tanpa paksaan. Dalam pendidikan agama seharusnya peserta didik tidak hanya menerima doktrin semata, namun juga harus memberikan argumen-arguman yang rasinalis dan logis. Maka inilah juga perlu adanya integrasi ilmu. Sehingga menurut penulis perlu adanya pendekatan jiwa psikologi pada peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Seharusnya pendidikan agama secara prinsip mengarahkan peserta didik kepada satu hal yaitu prinsip ketauhidan, namun secara prakter pendidik harus menyerahkan kepada peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Hal ini diperlukan karena peserta didik memiliki latar belakang keluarga yang berbeda, seperti perbedaan mazhab, organisasi, partai, dan perbedaan doktrin-doktrin selain agama yang sudah tumbuh dalam lingkungan dan keluarga peserta didik. Sehingga bisa dikatakan bahwa pendidikan agama secara praktek harus diserahkan pada peserta didik karena sifat peserta didik yang heterogen majemuk. Kendati satu madzhab pun, misalkan mazhab Syafi’i namun setiap peserta didik memiliki doktrin-doktrin dan fanatisme lainnya misalnya adanya pengaruh ajaran Jawa yang begitu kental. Sehingga pendidikan agama secara praktek bukan untuk menyatukan pola pikir peserta didik, namun memberi kesempatan peserta didik untuk mempraktekan ajaran agamanya sesui dengan kenyataan di lingkungannya. Pendidik pelajaran agama islam harus mendidik peserta didik untuk menjadi manusia yang mampu memecahkan masalah, segala masalah dikaitkan dengan aturan-aturan dan tata perintah agama. Karena pada kenyataannya masyarakat yang ada di luar sana’ merupakan masyarakta heterogen, jika peserta didik diarahkan pada pola pikir homogen maka akan melahirkan manusia fanatis yang buta atau akan membuat peserta didik tidak nyaman karena tidak sesuai dengan doktrin-doktrin yang ia terima dari rumah atau lingkungannya.SoalLiterasi AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) yang akan diujikan nantinya adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar. Kemampuan berpikir tentang, dan dengan, bahasa serta matematika diperlukan dalam berbagai konteks, baik personal, sosial, maupun profesional. Dengan mengukur kompetensi yang bersifat mendasar (bukan konten
7 Kapan karakter jujur dan tanggung jawab ini musti diterapkan ? 8. Bagaimana bapak menanggapi perbedaan pendapat dengan orang lain tentang karakter ini ? 9. Bagaimana
Kaliini saya akan mengulas tentang pertanyaan interview dan jawabannya untuk pemula atau fresh graduate.Interview adalah tahapan paling penting dalam sebuah proses penerimaan calon karyawan dalam proses rekuitment.. Maka dari itu sebagai calon karyawan yang akan mengikuti proses rekruitment, pelamar haruslah menyiapkan secara matang BacaJuga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki. Pilih tiga kata yang menggambarkan kamu secara keseluruhan. Misalnya, disiplin, jujur, antusias, mudah beradaptasi, atau pekerja keras. Karakter positif yang kamu miliki akan menarik perhatian pewawancara, terutama jika sesuai dengan nilai perusahaan. 2.
Pendidikankarakter akan menjadi benteng terhadap masuknya budaya-budaya negatif yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Anak-anak harus dilatih sejak dini, agar memiliki karakter yang kuat dan tidak mudah terbawa oleh arus negatif di era digital. Dampak overdosis informasi tentu saja akan mempengaruhi kemampuan diri untuk mencerna.
Pertanyaantentang sampah dan jawabannya. Baiklah sudah ada 20 pertanyaan tentang karya ilmiah di atas mimin undur diri. Ada dua kompetensi literasi dalam materi belajar dari
Pertanyaaninterview dan jawabannya untuk fresh graduate smk. Banyak lulusan SMK yang memutuskan untuk terjun dunia kerja. namun untuk bisa bekerja disebuah perusahaan tidak lah mudah. Anda harus melewati beberapa tahap tes salah satunya tes interview kerja, mungkin ada banyak peratnyaan yang akan ditanyakan oleh pewawancara.
Tanyajawab seputar “TINDAK LANJUT AKM” yang berisikan 9 pertanyaan lengkap dengan jawabannya. Dari ke 4 kategori diatas jika di total maka ada 57 pertanyaan lengkap dengan jawabannya yang membahas tentang seputar asesmen kompetensi minimum (AKM). Bagi anda yang mungkin penasaran dengan apa isi dari tanya jawab yang ada pada buku yang ArsipSoal dan Kunci Jawaban Ulangan Akhir Semester (UAS) Genap atau Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas 4 SD/MI Semester 2 _Soal dan kunci jawaban UKK IPA kelas empat semester dua ini bisa digunakan oleh kelas 4 tahun pelajaran 2017/2018 sebagai bahan latihan soal-soal dalam persiapan menghadapi Jawaban Esai populer itu bebas dan luas, berbeda dengan esai ilmiah yang based on research. Jadi hasil riset itu dibuat menjadi sebuah esai, nah ini esai ilmiah. Tetapi di zaman modern ini, keduanya bisa dikombinasikan kok. Kalau esai populer 70% opini, 30% fakta. Intinya opini harus dominan.
Mengutipkemdikbud ri, berikut ini penjelasan mengenai pengertian lembaga pendidikan, peran dan fungsi lembaga pendidikan:. Deskripsikan pendapat kalian mengenai hal tersebut! Kuesioner kinerja dosen Materi pendidikan tidak hanya sebatas materi inti saja, tetapi juga ada materi muatan lokal. Pertanyaan tentang lembaga pendidikan. Jika jawaban
Farrosy- Pendidikan Karakter, yah sebuah pembahasan menarik bagi siapapun, khusunya para penggiat pendidikan. berbagai pertanyaanpun mengenai pendidikan karakter sering muncul. Pertanyaan tentang pendidikan karakter antara lain:
PEMIKIRIANKH.HASYIM ASY’ARI TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA (Telaah Kitab Âdâb al-‘Âlim wa al-Muta’allim) April 2020 TARBAWI Journal on 1 Jelaskan hubungan antara filsafat Islam dan pendidikan Islam! Jawab: Filsafat Islam merupakan alat utama bagi pendidikan Islam dalam upaya untuk mengembangkan pendidikan Islam. Filsafat Islam menjadi dasar yang membantu pendidikan Islam dalam membedah permasalahan kemudian menemukan penyelesaiannya. Filsafat Islam ada bukan untuk
Bukuini menjadi buku keempat, setelah buku Pendidikan Karakter – Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Grasindo, 2007), Pendidik Karakter di Zaman Keblinger – Mengembangkan Visi Guru sebagai Pendidik Karakter dan Pelaku Perubahan (Grasindo, 2009), Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh (Kanisius, 2013). Tiga buku sebelum ini juga
Contohsoal cerpen dan jawabannya. Berikut ini adalah 80 soal cerpen kelas 12. Melanjutkan contoh soal dan jawaban bahasa indonesia kelas xi semester 2 pg bagian ke 6 soal nomor 76 85 pada bagian ketujuh ini berisikan materi tentang perilaku seperti. Contoh makalah seni budaya seni rupa. Disajikan sebuah kutipan cerpen siswa dapat menentukan Sebagaipenjelasan, berikut contoh metode angket dalam psikologi yang dapat kamu ketahui seperti dibawah ini : 1. Pertanyaan Tertutup. Salah satu contoh metode angket dalam psikologi yaitu berupa pertanyaan yang sifatnya tertutup. Dimana setiap pertanyaan sudah diberikan jawabannya, sehingga peserta tes tinggal memilih dan menyelesaiakan
Adapunpertanyaan lanjutannya tentang pengganti KKM untuk mengukur Ketuntasan belajar. Redaksi sebagai berikut . Jika tidak ada KKM, bagaimana guru akan menentukan apakah capaian belajar peserta didik sudah memadai atau belum? Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan nomor 102 di buku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka. Adapun jawabannya adalah